Friday 31 August 2018

Karena Asian Games 2018!

Bismillahirrohmanirrohim..

Sedang hiruk pikuk Asian Games 2018 Jakarta-Palembang! Sayang kalau apa yang saya rasakan tidak tertuang dalam sebuah catatan.

Publik Indonesia suka cita dengan raihan medali emas yang melampaui jumlah target, yang hanya 16 emas saja. Terakhir tadi saya dengar, sekarang sudah meraih 30 emas. Negara tetangga yang enggan saya sebut namanya, menuduhkan bahwa Indonesia meraih sukses di Asian Games karena curang, karena wasit tidak fair dsb dsb. Padahal wasit, juri dll adalah dari negara bukan peserta.

Atlit Indonesia memang diuntungkan dengan Indonesia menjadi tuan rumah:

  1. Suporter buaanyaak dan militan, :) Diantara mereka pasti ada orang-orang spesial seperti ibu, anak, istri. Tentu ini menjadi penyemangat lebih bagi atlit
  2. Menguasai medan, contoh: Climbing, sepeda, dll.
  3. Bersahabat dengan cuaca.


Dengan kondisi seperti itu, fokus atlit tidak akan terpecah. Sama halnya bukan dengan saat SEA GAMES tahun lalu, dimana MAS juga menjadi juara. Jadi ingat dengan kontes Dangdut deh.

Duh, bakal panjang deh nanti kalau ngomongin ini, bukan itu inti dari yang mau saya tulis.

Kembali ke lapppptopp..


3 Spiderwoman Indonesia menjadi juara
Bahwa apa yang nampak, gemilangnya prestasi mereka bukan tanpa usaha. Ratusan jam mereka lewatkan untuk berlatih dan berlatih. Banyak hal yang harus mereka korbankan, tenaga, pikiran, dan pasti meninggal keluarga sampai selesai tugas mereka.

Dari mendengar informasi yang disampaikan oleh reporter TV, bahwa orang yang berada dibalik kesusesan mereka, selain pelatih dan tim tentu saja, adalah Orang Tua.

Bagaimana orang tua mendidik dan mendampingi mereka sampai mengantar mereka ke titik ini adalah hal yang ingin saya ketahui. Ah, sebaiknya saya tuliskan saya hal-hal ideal yang ingin saya lakukan.


  1. Penuhi gizi dari asupan makanan mereka. Kondisi kesehatan fisik pasti menjadi hal yang paling utama bagi seorang (calon) atlit. Jadi sejak dini, biasakan mereka untuk hidup sehat dan makan makanan yang bergizi.
  2. Latihan-latihan keterampilan ringan seperti lempar tangkap bola, berenang, lari pagi, sepeda dll.
  3. Tanamkan mental juara! Mental juara itu tidak berarti harus selalu menang dalam setiap pertandingan. Mengakui keunggulan lawan untuk kemudian belajar dari kekalan adalah mental calon pemenang.



Saturday 11 August 2018

Against Laziness with Du'a

Entah seberapa sering saya dilanda kemalasan luar biasa. Nemenin anak main ogah-ogahan. Pesenan bag charm lama ngga terselesaikan. Pekerjaan rumah (bersih-bersih) udah ada bantuan, jadi ngga ada alasan capek atau sibuk dengan pekerjaan rumah tangga.

Nampaknya kemalasan saya ini cocok dengan penjelasan dari tes STIFIn saya, Thinking Introvert (Ti)

"Meskipun proporsi tulang lebih dominan dibanding ukuran badannya, namun orang T secara umum juga malas bergerak meskipun mereka sebetulnya mudah bergerak.  Hal ini disebabkan pada mesin kecerdasan T tenaga yang tersedia cenderung disedot oleh kepala.  Padahal penggunaan energi oleh kepala memakan energi yang besar."

Harus saya akui, bahwa saya pemalas. 😁🙏

Kalau malas bersih2, ini masih bisa diselesaikan dengan minta bantuan asisten rumah tangga. (PS: tapi ngga boleh jadi  justifikasi, bisa2 kita jadi tergantung ART. Padahal mereka tidak bisa selalu ada, datang dan pergi sesuka hati.)

Kalau malas ngerjain pesenan, bisa kita minta maaf ke customer, " Maaf mbaa, pesenannya molor lagiii... " Lagi2 jangan sampai dijadikan pembenaran, bisa2 customer kapok untuk repeat order. 🙄

Kalau malas ngajak maen anak?? Dengan enaknya ngasih Yutup, dengan enteng minta ART jagain. Akibatnya? Anak kecanduan gadget, anak ngga dekat dengan saya, ngga ada bonding 😢😢 naudzubillah.. Semoga ngga sampai terjadi.

Itu baru nemenin main, bagaimana kalau malas ngajarin ngaji dan sholat? Huhu.. jangan sampai.. 😭

Alhamdulillah, saya menyadarinya hal ini segera setelah saya mendapat materi di kajian pekanan yang saya ikuti. Ustadzahnya berkata bahwa niat yang baik, selalu mendapat godaan setan (ini memang tupoksi setan untuk menjauhkan kita dari kebaikan). Kebaikan yang dimaksud ustadzah saya adalah datang ngaji. Beliau cerita bahwa adaaa aja teman beliau yang saat mau datang ngaji, ada halangan ini dan itu. Ada yang menyerah dengan kondisi, sehingga dia ngga jadi hadir, ada juga yang kemudian bersikukuh dan tekad membara bagaimanapun kondisinya.

Solusinya, kata beliau, adalah dengan DO'A
" Ya Allah mudahkanlah, ringankanlah perjalanan hamba untuk pergi mencari ilmu.."

Begitu kurang lebih doa yang ustadzah saya ajarkan.

Sekarang saya harus nambahin doa saya,
1- Ya Allah mudahkan, ringankanlah, istiqomahkan hamba dalam mengajari anak2 sholat dan baca Al Qur'an. (Doanya lebih spesifik)

2- Ya Allah mudahkan, ringankanlah hamba dalam menyelesaikan pesanan yang menumpuk

3- Ya Allah mudahkan dan ringankanlah hamba dalam memasak, hamba ingin suami suka dengan masakan hamba"

Yang baru berjalan dengan baik adalah doa no 2, ternyata dengan berdoa, saya lebih bersemangat dalam menyelesaikan pesanan. 😁

Doa no 1 dan 2 on progress, hehe..

Last but not least...

Ada doa ini yang sebaiknya kita panjatkan untuk menghindari kemalasan

Doa Menghindari Rasa Malas


اللَّـــهُمَّ اِنِّى اَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْحَـمِّ وَالْحَزَنِ وَاَعُوْذُبِكَ مِنَ الْعَجْـِز وَاْلكَسَلِ .وَاَعُوْذُبِكَ مِنَ الْجُـبْنِ وَالْبُخْـلِ وَاَعُوْذُبِكَ مِنْ غَلَبَتِ الدَّيْنِ وَقَـهْرِ الرِّجَالِ


Artinya:
"Ya Allah ya Tuhan kami, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu daripada keluh kesah dan dukacita, aku berlindung kepada-Mu dari lemah kemauan dan malas, aku berlindung kepada-Mu daripada sifat pengecut dan kikir, aku berlindung kepada-Mu daripada tekanan hutang dan kezaliman manusia." (HR Abu Dawud 4/353)

Enak yaa doanya, cuma pengen ngga malas, tapi udah 1 paket dengan mohin dihindarkan dari keluh kesah, dari kesedihan, dari sifat pengecut dan kikir, dari tekanan hutang, dan dari orang yang zalim..

Doa ini (bagi saya) harus selalu dipanjatkan.. 😊😊🌼

Friday 3 August 2018

Don't be mad, Ummi

Apa yang ibu-ibu inginkan saat marah kepada suami? Rasanya beribu-ribu uneg-uneg dikepala ingin dimuntahkan. Kalau ngomong, bahkan bukan ke suami, bawaannya nadanya tinggi, ketus dan ngga sabaran. 🙏😂

Jawabannya bisa jadi:
Permintaan maaf
Ingin dimanja 😁
Ingin diajak jalan
dll.

Kalau saya, selain tersebut diatasss, ingin suami ikutin bagaimana Rasulullah menghadapi saat istri beliau marah:
1. Tidak membalas dengan kemarahan dengan kemarahan
2. Sabar dan rasional
3. Berkasih sayang, arif, bijaksana 😁
4. Tidak berbuat kasar
5. Memaafkan.

Enak banget ya.. 😊
Sayangnya suami kita adalah pribadi biasa, bukan istimewa seperti Baginda Muhammad SAW. Yakali seandainya saya tiba-tiba marah dengan membanting piring makanan, padahal di rumah sedang banyak tamu?? Aaarghh... !! Suami mungkin akan bawa saya ke belakang dan marahin balik ke saya. 😂😂

Intinya jangan terlalu tinggi ekspektasi kita agar suami mau sabar, tidak balik marah, berkasih sayang dll sesuai tauladan Rasulullah. Yang bisa kita lakukan adalah, LAKUKAN APA YANG RASULULLAH ANJURKAN SAAT MARAH.

Kata Ibnu Umar, Rasulullah pernah bersabda:
‘Wahai para wanita, bersedekahlah kalian dan perbanyaklah istghfar, karena aku melihat kalian adalah orang yang paling banyak menghuni neraka.’ 

ISTIGHFAR DAN SEDEKAH 😊

Saya buanyakin istighfar, meski diawal susah, lama-lama jadi ringan dan semoga jadi kebiasaan, saat tidak sedang marah sekalipun, terlebih saat sedang marah

Kalau sudah banyak-banyak istighfar, kalimat yang keluar akan terfilter dengan sendirinya. Tidak ada kata kasar, tidak dengan nada tinggi. Semoga 😁

Sebagai tambahan, riak-riak kecil seperti ngambeknya kita, katanya adalah hal yang lumrah dalam mengarungi bahtera ini, jadi just enjoy it, wait it and see it. Setelah ikhtiar kita maksimal untuk meredam emosi, serahkan hasilnya kepada Allah, dan jangan lupa doakan suami selalu, bahkan saat kita marah.

What a beautiful life yaa.. 😍😍